Kamis, 27 Februari 2014

Nasehat? Marah?

Waktu kecil kita merasa bahwa kita tiap tiap hari dimarahi oleh orang tua, dibentak dengan nada yang keras, di beri omongan berulang ulang dan sebagainya. Disana kita hampir tak menghiraukan apa yang diucapkan orang tua kita.semua itu masihlah orang tua kita, lalu bagaimana dengan orang lain??

Dalam waktu hidup kita, pastilah kita sering malahan banyak bertemu dengan orang lain, atau orang orang yang memarahi kita. ya akan? tetapi coba kita fikirkan sejenak, benarkah itu marahan? banyak yang mengatakan itu adalah nasehat, sehingga kita hanya menanggapinya angin lalu. entah apa yang merasuki kita hingga kita berfikiran demikian.

Nasehat atau marahan? sebagian besar orang masih menganggapnya sebagai marahan, atau malah nasehat yang sia sia. di sisi lain, kita tidak membahas dan memperebatkan nasehat atau marahan,. kita lihat dari tujuan mengapa seseorang melakukan hal itu kepada kita? mengapa mereka tega teganya tidak mengerti perasaan kita? 


Jika dibalik lagi, mengapa saya bisa menerima hal itu? adakah dari saya yang salah atau kurang benar? disini kita akan sadar bahwa mereka mereka yang bertindak demikian bukan atas dasar menyiksa dan tak mengerti akan perasaan kita. mereka cuma hanya ingin agar kita menjadi lebih baik dan lebih benar.begitu banyak koreksi dan masukan yang kita terima janganlah kita anggap sebagai anggin lalu, tapi anggaplah itu sebagai hukuman dari hal yang seharusnya tidak kita langgar.

mereka mereka yang belum memahami sepenuhnya dari hal ini tidak memahami bahwa dengan kita dibenarkan merupakan tanda kasih sayang seseorang itu terhadap kita, coba bayangkan jika tidak, dia membiarkan kita ditertawakan dan dicemooh oleh orang orang karena kelakuan kita yang salah.

Jadi, mulai sekarang, cobalah untuk menahan amarah dan egoisme kita ketika kita sedang dibenarkan, sekali lagi itu adalah tanda kasih sayang, bukan hinaan

Dari hal kecil, hal besar terjadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar